

Golek, sebagai kata kerja berarti mencari,
tapi sebagai kata benda golek bisa berarti boneka (kayu). Kalau kita
ingat wayang golek, itu adalah wayang dari boneka kayu. Penutup
pertunjukan wayang kulit pun biasanya disajikan tarian boneka kayu, itu
juga biasa disebut golek. Golek di akhir cerita wayang, merupakan simbol agar penonton wayang nggoleki tuntunan dari tontonan yang baru saja dilihat.
Di sini, golek sebagai kata kerja menyatu dengan golek sebagai kata benda, lewat golek yang berarti boneka, kita diajak nggoleki (mencari) makna tontonan.
Ternyata bukan hanya pertunjukan wayang kulit yang diakhiri dengan adegan golek. Ada opera tari Jawa yang melakukan hal yang sama, tetapi goleknya golek hidup. Maksudnya, ada tarian yang menyerupai fungsi golek di akhir lakon wayang kulit, tetapi bukan golek dari kayu, tapi justru manusia. Ya, seorang gadis menari di akhir pertunjukan opera tari Jawa yang bernama Langen Mandra Wanara.
Sama fungsinya, mengajak orang mencari intisari cerita dan tuntunannya.
Tentang opera tari Jawa ini, akan dibuat tulisan tersendiri.
Dua hal di atas, dimungkinkan merupakan awal dari lahirnya berbagai macam tari Golek. Sebuah tarian yang biasa dibawakan remaja putri. Selama ini, tari Golek
hanya selalu dikatakan sebagai tarian yang menggambarkan remaja putri
yang sedang berhias diri, atau bersolek. Memang di dalam tari Golek, ada bagian yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang berhias diri, seperti:
tasikan : memakai bedak,
atrap cundhuk : memasang cundhuk, hiasan yang dipasang di sanggul
atrap jamang : memasang jamang, semacam mahkota.
atrap slepe : memasang sabuk,
dolanan supe : memain-mainkan cincin,
ngilo : berkaca.
miwir rikma : merapikan rambut, semacam menyisir, dan lain-lain
Yang terlihat (di panggung) memang orang yang sedang bersolek, sehingga oang menyatakan bahwa tari Golek menggambarkan gadis remaja yang sedang berdandan. Tetapi, penulis percaya, tari Golek tidak sedangkal itu maknanya. Golek dimungkinkan berarti mencari. Mencari tuntunan dan jati diri. Ketika berada di akhir pertunjukan Langen Mandra Wanara
fungsinya mengingatkan orang untuk mencari tuntunan dari sajian certa,
ketika berdiri sendiri sebagai tarian tunggal (solo) lepas, berfungsi
sebagai tari tontonan atau pertunjukan. Yang dimaksud tari tunggal lepas
adalah tari yang biasanya dibawakan secara perorangan, dan tidak
menggambarkan tokoh. Tari Golek sebagai tarian lepas, menurut
hemat penulis, menggambarkan pencarian seorang perempuan terhadap: ilmu,
pengalaman, bekal hidup (sekaligus bekal mati), potensi, dan jati diri.
Tari golek ada banyak jenis. Nama aslinya kadang tenggelam dengan nama gendhing (lagu ) pengiringnya. Yang jelas apa pun namanya, tari golek ada bagian kenesnya dan anggunnya.
Sebagian di antara tari golek:
Golek Clunthang, Golek Cangklek, Golek Asmarandana, Golek Kenyo
Tinembe, Golek Surung Dayung (Kudhup Sari), Golek Lambang Sari, Golek
Ayun-ayun, Golek Pamularsih dan lain-lain.
it;s so useless makasih udah share
BalasHapusEhm.. useless = tidak berguna?
HapusMungkin maksud anda,
"Sangat berguna, makasih udah share"
Ehm.. useless = tidak berguna?
HapusMungkin maksud anda,
"Sangat berguna, makasih udah share"